Jumat, 10 Agustus 2012

Kisah si Burung pipit nan malang

Ketika musim kemarau baru saja mulai, seekor burung pipit merasakan tubuhnya kepanasan. Lalu ia mengumpat kepada lingkungan yang tidak bersahabat dengannya, kemudian ia memutuskan untuk meninggalkan tempat yang sejak dulu menjadi habitatnya. Ia terbang ke utara, yang konon kabarnya disana udaranya selalu sejuk dan dingin. Ternyata benar, ia mulai merasakan sejuknya udara di utara. Makin ke utara, ia makin merasakan sejuknya udara disana. Ia semakin bersemangat memacu terbangnya lebih ke utara lagi.
Terbawa oleh nafsu, ia tidak sadar bahwa kepakan sayapnya telah tertempel oleh gumpalan salju. Makin lama makin tebal, dan akhirnya ia terjatuh ke tanah karena tubuhnya terbungkus oleh salju. Sampai ke tanah, salju yang menempel di tubuhnya justru semakin tebal hingga akhirnya si burung pipit tidak mampu berbuat apa-apa. Dia menyangka bahwa riwayatnya telah tamat pada saat itu, dan ia merintih sambil menyesali nasibnya.
Mendengar suara rintihan si burung pipit, ada seekor kerbau yang kebetulan melintas dan menghampirinya. Namun si pipit kecewa, mengapa yang datang hanya seekor kerbau. Ia pun menghardik si kerbau agar menjauh dan dalam hatinya mengatakan, makhluk yang tolol tidak akan berbuat sesuatu untuknya.
Si kerbau tidak banyak bicara. Ia hanya berdiri, lalu ia buang air kecil tepat di atas burung pipit tersebut. Si Pipit makin marah dan memaki-maki si kerbau. Namun, si kerbau tetap diam tanpa bicara sepatah kata. Ia pun maju selangkah, dan membuang kotorannya tepat di atas tubuh si Pipit. Dan seketika, Pipit tidak dapat bicara karena telah tertutup kotoran kerbau, dan si burung pipit mengira dia akan mati karena tidak bisa bernafas.
Namun perlahan-lahan, ia merasakan kehangatan. Salju yang menempel pada bulu-bulunya, perlahan-lahan meleleh oleh hangatnya kotoran kerbau tadi. Kemudian ia dapat bernafas lega dan dapat melihat kembali langit yang cerah.
Si Pipit berteriak kegirangan, bernyanyi keras sepuas-puasnya. Karena mendengar suara nyanyian si burung pipit, ada seekor kucing yang mencari dan menghampiri sumber suara tersebut. Ia mengulurkan tangannya, mengais tubuh si burung pipit, kemudian menimang-nimangnya, menjilati tubuhnya, mengelus, dan membersihkan sisa-sisa salju yang masih menempel pada bulu-bulu si burung pipit.
Setelah bulunya bersih, si burung pipit bernyanyi dan menari kegirangan. Ia mengira, telah mendapatkan teman yang baik dan baik hati.
Tapi, apa yang terjadi kemudian. Seketika itu juga, dunia terasa begitu gelap baginya. Dan, tamatlah riwayat si burung pipit saat itu.
Dalam kehidupan, tidak semuanya yang nampak baik itu baik, jahat itu jahat. Namun bisa saja berbalik meskipun terlihat elok, karena halaman tetangga yang nampak hijau belum tentu cocok buat kita. Dan yang terpenting, baik buruknya penampilan, jangan digunakan sebagai satu-satunya tolak ukur. Serta ketika kita baru saja mendapatkan kenikmatan, jangan sampai lupa serta keburu nafsu, agar kita tidak melupakan apa yang seharusnya dilakukan selanjutnya.

author : Andy Febrian , http://www.andyfebrian.com

Cinta dan Waktu

Alkisah di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak. Ada Cinta, Kesedihan, Kekayaan, Kegembiraan, dsb. Mereka hidup berdampingan dengan baik. Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu, dan air laut tiba-tiba naik, akan menenggelamkan pulau tersebut. Semua penghuni mulai cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri masing-masing. Cinta mulai kebingungan, karena ia tidak dapat berenang dan tidak memiliki perahu. Ia berdiri di tepi pantai untuk mencoba mencari pertolongan. Sementara itu, air makin naik membasahi kaki cinta.
Tak lama kemudian, Cinta melihat Kekayaan sedang mendayung perahu. “Kekayaan, Kekayaan, tolong aku”, teriak Cinta. “Aduh maaf cinta, perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tidak dapat membawamu, nanti perahuku tenggelam. Lagipula tidak ada lagi tempat bagimu di perahu ini”, kata Kekayaan. Lalu kekayaan kembali bergegas mendayung perahunya untuk pergi. Cinta merasa sedih sekali.

Namun kemudian Cinta melihat Kegembiraan lewat dengan perahunya. “Kegembiraan, tolong aku”, teriak Cinta. Namun Kegembiraan terlalu gembira karena ia dapat menemukan perahu, sehinga ia tidak mendengar teriakan Cinta. Air semakin tinggi membasahi Cinta sampai ke pinggangnya, sehingga Cinta semakin panik.
Tidak lama kemudian, lewatlah Kecantikan. “Kecantikan, bawalah aku bersamamu”, pinta Cinta. “Wah Cinta, lihatlah. Kamu basah dan kotor, aku tidak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini”, sahut Kecantikan. Cinta sedih sekali mendengarnya, ia mulai menangis terisak-isak.
Saat itu lewatlah Kesedihan, “Wahai Kesedihan, bawalah aku bersamamu”, Cinta meminta untuk ikut bersamanya. “Maaf Cinta, aku sedang sedih, dan aku ingin sendirian saja”, kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya. Cinta putus asa, ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya.
Pada saat itu terdengar suara, “Cinta, mari cepat naik ke perahuku”. Cinta menoleh ke arah suara tersebut, dan melihat seorang tua dengan perahunya. Dengan cepat-cepat Cinta langsung menaiki perahu tersebut tepat sebelum air menenggelamkannya.
Di pulau terdekat, orang tua tersebut menurunkan Cinta dan segera pergi. Pada saat itu barulah ia sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapakah orang tua yang telah memberi pertolongan sehingga dirinya selamat. Cinta segera menanyakan pada seorang penduduk di pulau tersebut, siapa sebenarnya orang tua tadi.
“Pak, siapakah orang tua tadi??”, tanya Cinta. “Oh, orang tua tadi?! Dia adalah sang waktu”, kata penduduk. “Tapi mengapa ia menyelamatkanku? Aku tidak mengenalnya, bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku”, Cinta heran.
Dan penduduk itu pun menjawab, “Hanya waktulah yang tahu, berapalah nilai yang sesungguhnya dari Cinta itu”.

author : Andy Febrian 

Kisah Uang 1000 dan 100.000

Beberapa bulan kemudian, secara tidak sengaja mereka bertemu di salah satu dompet seorang anak muda. Kemudian, terjadilah percakapan diantara mereka,
Rp.100.000 bertanya kepada Rp.1000. “Kenapa badan kamu begitu lusuh, kotor dan bau?!”.

Lalu di jawab oleh uang Rp.1000, “Karena, setelah aku keluar dari Bank, aku langsung berada di tangan orang-orang bawahan. Dari tukang becak, tukang ojek, tukang parkir, penjual sayur, penjual ikan, bahkan sampai di tangan pengemis”.
Lalu uang Rp.1000 bertanya kembali kepada Rp.100.000. “Kenapa kamu masih tampak kelihatan seperti masih baru, rapi dan bersih??”.
Di jawab oleh uang Rp.100.000. “Karena begitu aku keluar dari bank, aku langsung di sambut wanita-wanita cantik, dan aku beredar di mall, restoran mahal, atau hotel berbintang. Keberadaanku sangatlah di jaga dan terkadang jarang keluar dari dalam dompet”.
Lalu uang Rp.1000 bertanya lagi, “Pernahkah kamu mampir di tempat ibadah?”.
“Belum pernah”, kata si Rp.100.000.
Lalu Rp.1000 pun berkata, “Ketahuilah, meskipun keadaanku sekarang seperti ini, namun setiap hari aku selalu mampir di masjid-masjid, berada di tangan anak-anak yatim. Bahkan aku selalu bersyukur kepada Tuhan. Aku tidaklah di pandang sebagai nilai oleh para manusia, namun aku di pandang sebagai MANFAAT”.
Akhirnya,, menangislah Rp.100.000. Karena ia tersadar telah merasa besar, hebat, tinggi, tapi tidaklah begitu bermanfaat selama ini.

author : Andy Febrian

Senin, 30 April 2012

Jum'at 13 April 2012  10.15 Wib...... Innalillahi Wa Innalillahi Rajiun...ya Allah terimalah amal dan ibadah ibunda selama hidupnya semoga mendapat tempat yang layak disisi-Mu Ya Allah....amien
selamat jalan ibunda.....

Selasa, 20 Desember 2011

Prasasti Kohler, Bukti Yahudi Perangi Aceh

Masih banyak yang terus bertanya pada saya siapa lagi orang Yahudi di Indonesia, saya bilang banyak untuk itu saya berikan lagi tentang sepak terjang orang Yahudi di Indonesia bahkan dimulai saat Indonesia jauh sebelum merdeka.

Mengikuti saran dari Raja besar mongol Gengis Khan yang berhasil menguasai 1/2 bagian dunia. Bahwa dengan perdagangan, dunia bisa di kuasai tentu dengan sistem ekonomi, seperti yang kita ketahui yahudi melalui World Bank telah menguasai hampir seluruh dunia. Indonesia sih ga usah di tanya selalu terus ngutang dan akhirnya Indonesia menjadi milik mereka.

Yahudi masuk di Indonesia melalu perdagangan yang kita kenal VOC ingat VOC itu bukanlah negara. Tapi perusahaan dari Belanda, silahkan cari tau sendiri VOC adalah perusahaan Yahudi yang berpusat di Belanda itu dahulu. Nah para pejuang kemerdekaan menentang keras VOC namun pemerintah Indonesia yg waktu itu masih kerajaan setuju untuk berdagang dengan VOC. Keadaan mirip dengan sekarang di mana perusahaan asing mendominasi Indonesia dan terus memberi hutang pada Indonesia.

Ok kita mulai bukti dari tentara VOC yang yahudi. Yahudi di sini adalah Yahudi Freemasonry dalam bahasa Belanda Vrijmetselarij, kita liat jejak dari makam mereka, tahukah Anda? Ada dunia lain di Kebon Jahe, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Tepatnya di Kerkhof Laan atau Tempat Pemakaman Umum Kebon Jahe Kober. Sekarang resmi dinamakan Museum Taman Prasasti. Letaknya persis diapit Kantor Walikota Jakarta Pusat di sebelah selatan dan Gelanggang Remaja Jakarta Pusat di sebelah utaranya. Berbeda dengan museum lainnya, Museum Taman Prasasti ini menyajikan The Dark Tourism, Wisata Kematian. Kedengarannya menakutkan, namun hal ini diyakini malah akan menyedot banyak pengunjung seperti halnya wisata kuburan di New Orleans, AS, yang karena kepiawaiannya menjual wisata taman makam kota akhirnya mendapat julukan "The City of The Dead". Pemerintah Daerah DKI Jakarta berniat menjadikan tempat ini sebagai salah satu tujuan wisata, satu paket dengan revitalisasi Kota Tua yang sekarang sedang dikerjakan.

Kohler Perwira Yahudi-Kabbalah

Tak banyak orang tahu jika Museum Prasasti yang dulunya dibangun pemerintah Batavia pada 28 September 1795, merupakan salah satu taman pemakaman umum modern tertua di dunia. Lebih tua dari Fort Canning Park (1926) di Singapura, Gore Hill Cemetery (1868) di Sidney, La Chaise Cemetery (1803) di Paris, Mount Auburn Cemetery (1831) di Cambridge-Massachusstes yang mengklaim sebagai taman makam modern pertama di dunia, atau Arlington National Cemetery (1864) di Washington DC.

Banyak nama beken dikubur di sana. Di antaranya Olivia Marianne Raffles (1814), isteri Gubernur Jenderal Inggris dan juga pendiri Singapura, Sir Thomas Stamford Raffles; lalu Dr. H. F. Roll (1935), pendiri Sekolah Kedokteran Stovia; Dr. J. L. A. Brandes (1905), pakar sejahar purbakala Hndu Jawa di Indonesia; Soe Hoek Gie, aktivis mahasiswa di tahun 1960-an yang terkenal dengan catatan hariannya; dan juga Mayor Jenderal J. H. R. Kohler, komandan tentara kolonial Belanda yang ditembak mati oleh sniper Aceh berusia belia di depan Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Konon, sniper Aceh itu juga ditembak sniper Belanda sesaat setelah menewaskan Kohler. Mungkin inilah perang antara sniper pertama yang terjadi dalam sejarah Nusantara.

Perang menundukkan Aceh merupakan perang terlama, lebih dari tigapuluh lima tahun, dan perang termahal yang harus dilakukan Belanda untuk bisa menundukkan Serambi Mekkah ini. Ceritanya, tak sampai tiga pekan setelah mendarat di pantai Aceh pada tanggal 8 April 1873 itu, serdadu Belanda sudah tidak kuat menghadapi gempuran gerilyawan Mujahidin Aceh yang dibantu pasukan leit dari Turki Utsmaniyah dan beberapa negeri Islam sahabat. Para serdadu Belanda kembali lagi naik kapal setelah menghadapi perlawanan paling sengit yang pernah dialami militer Belanda di Timur. Jenderal Kohler, panglima Belanda, yang sedang berada di halaman depan Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, tiba-tiba rubuh bemandikan darah. Dadanya bolong ditembus peluru sniper Aceh.

Hari itu tanggal 14 April 1873. Kohler adalah komandan serdadu Belanda yang memimpin penyerangan ke Banda Aceh. Dalam serangan dua hari yang sia-sia itu di dalam kota Banda Aceh, Belanda menderita kerugian yang luar biasa besar. Setelah Indonesia merdeka, tempat ambruknya Jenderal Kohler di halaman depan Masjid Raya Baiturrahman itu dibuat sebuah monumen. Hari ini monumen itu masih tegak berdiri, selamat dari sapuan tsunami. Salah satu diorama di Museum TNI Satria Mandala Jakarta juga telah melukiskan peristiwa bersejarah ini. Mayor Jenderal J. H. R. Kohler dimakamkan di Kerkhof Laan di Batavia.

Sampai sekarang, nisan makam Kohler masih bisa kita saksikan di Museum Taman Prasasti. Kondisinya cukup baik walau ada beberapa bagian kecil yang sudah tidak lengkap. Idak teralu sulit mencarinya. Setelah masuk pintu gerbang utama museum, kita berjalan ke arah kanan dan akan dengan mudah menemukan prasasti makam Kohler yang agak tinggi dan besar.

Bagi mata awam mungkin kita akan terkagum-kagum dengan prasasti makam yang berbentuk kotak dengan tinggi sekitar dua meteran yang dipahat dengan aneka simbol. Namun bagi mereka yang sedikit banyak mengetahui makna simbol-simbol yang terdapat di prasasti makam tersebut, maka simbol-simbol itu bisa berbicara banyak tentang sosok yang dikubur di dalamnya.

Di atas prasasti Kohler terdapat simbol Hexagram atau Bintang David di tiap sisinya, di tiap-tiap rusuk prasasti secara vertkal terdapat obor yang terbalik di mana apinya yang menyala terletak di bawah, lalu di tiap sisi terdapat simbol-simbol dan tulisan yang berbeda, di antaranya simbol The Iron Cross atau juga dikenal sebagai Salib Templar, dan simbol ular melingkar dengan mulut yang menggigit ujung ekornya, atau dalam dunia simbol disebut sebagai Ouroboros Symbol (A Snake Bitting is Tail) .Hanya orang Yahudi yang dimakamkan dengan Simbol Bintang David di prasastinya. Dengan demikian jelas, penyerangan Belanda atas Banda Aceh dipimpin oleh seorang perwira Yahudi-Belanda. Dan tentang simbol Salib Templar, hal ini memperkuat jika Kohler bukanlah ‘Yahudi biasa" melainkan seorang Yahudi yang sedikit banyak bersinggungan dengan kelompok-kelompok rahasia Luciferian seperti halnya Templar, Freemasonry (Vrijmetselarij), Rosikrusian, dan sebagainya. Apalagi dengan adanya simbol Ular, Ouroboros.

Dalam kamus simbol dunia, Ouroboros yang termasuk ke dalam ‘Satanic Symbols' ini memiliki arti sebagai keabadian, kesemestaan, yang juga mewakili kekuatan Lucifer itu sendiri. Dalam dunia modern, sejumlah perusahaan dunia juga menggunakan simbol Ouroboros sebagai logo perusahaannya, semisal Vodafone, Lucient Technologies (Lucifer Teknologi), Order Trust, Philly.com, termasuk kelompok rasis kulit putih Ku Klux Kan (KKK). Simbol ini sesungguhnya berasal dari kelompok persaudaraan ular, Brotherhood of the Snake.

Jika seorang Yahudi Kabbalah juga menggunakan simbol Ouroboros di makamnya, maka itu kian memperjelas dan membuktikan jika seorang Mayor Jenderal Kohler bukan seorang Yahudi biasa. Dengan logika sederhana, kita bisa menarik lebih jauh lagi jika atasan Kohler tentu lebih istimewa kedudukannya. Dan secara keseluruhan, hal ini membuktikan jika VOC memang bukan sekadar sebuah maskapai perdagangan biasa, namun sesungguhnya sebuah ‘perahu besar kelompok Yahudi Luciferian'.

Selain makam Kohler, terdapat banyak lagi makam-makam pejabat Belanda dan orang terkenal lainnya di Museum Taman Prasasti. Jika ada waktu, ada baiknya sesekali berlibur ke sana menikmati ratusan simbol yang ada.

Dan anda pasti akan kaget, jadi jangan heran tentang yahudi di Indonesia perlu di ketahui Yahudi Freemasonry tidak mempersoalkan agama mereka apa saja. mau Islam, mau Kristen, mau Budha, yg penting hati mereka. Untuk itulah orang awam yang tidak mengerti simbol akan sulit mengetahui seseorang itu freemason atau bukan.

sumber: http://rykers.blogspot.com/2009/07/prasasti-kohler-jejak-yahudi-masuk.html




































Adakah Jejak Yahudi di Aceh?

Pernahkah kita mempertanyakan hal ini? Kalau belum silahkan pertanyakan segera! Atau pernahkah anda memperhatikan simbol-simbol bangunan, baju, topi, tas, film-film yang beredar ataupun bentuk bangunan-bangunan di Aceh, seperti hotel-hotel? Kalau belum, coba perhatikan. Dan… apa yang telah anda dapatkan?

Ternyata begitu banyak simbol-simbol ataupun gambar-gambar benda-benda diatas yang membentuk simbol-simbol Yahudi. Sebut saja logo Bintang David dan Mata Horus atau The All Seeing Eye. Sekurang-kurangnya ada dua gedung yang memakai simbol ini, yakni, Hermes Palace’s Hotel dan Aceh Eye Center. Dan pada produk pakaian yang beredar di Aceh antara lain pada produk ProShop, baik logonya yang bergambar kepala Setan (yang biasanya dijadikan simbol musik rock metal) maupun gambar-gambar grafisnya yang ada pada t-shirtnya maupun topinya. Gambar-gambar tengkorak organisasi ekslusif Kabbalah di Universitas Yale, Skull n Bones dengan sangat mudah kita dapatkan menempel di baju maupun tas kawula muda Aceh. Belum lagi simbol-simbol LSM-LSM ataupun NGO-NGO asing yang pernah membantu proses rehab-rekon pasca musibah internasional tsunami di Aceh tahun 2004 lalu.

Bahkan ada mesjid yang mendirikan tiang-tiang bendera maupun menara-menara di depannya. Meskipun pemasangannya agak miring ke kiri. Lantas untuk apa tiang-tiang ini? Untuk memasang bendera-kah? Tapi kalau kita perhatikan, tiang-tiang bendera ini jarang dipakai bahkan tak pernah. Seperti yang penulis lihat di kampung halaman penulis. Seperti yang penulis ketahui, simbol pendirian tiang-tiang maupun menara di tengah-tengah atau di depan sebuah bangunan yang diagungkan (dihormati/dibanggakan) adalah kepercayaan Paganisme (penyembahan terhadap dewa-dewi). Amerika Serikat (AS) dan Vatikan contohnya. AS mendirikan Monumen Washington tepat di depan Gedung Putih, gedung pemerintahan AS atau disebut juga “Oval Office.” Sedangkan di Vatikan tepat di depan Gedung Khatolik Roma itu sendiri. Tiang maupun menara ini adalah pencitraan terhadap Phalus atau Obelisk, yang tak lain tak bukan adalah kelamin (maaf) pria, yang juga begitu diagungkan oleh ajaran ini.

Untuk logo pada simbol-simbol LSM-LSM ataupun NGO-NGO asing bisa kita lihat pertamakali pada logo Uni Eropa, yakni lingkaran bintang pada organisasi tersebut yang sebenarnya adalah simbol cincin Saturnus, yakni dewa yang mereka agungkan. Pemasangan cincin ataupun tukar cincin pada prosesi pernikahan maupun pertunangan yang tak tertutup kemungkinan dilakukan di Aceh ini juga mengagungkan Saturnus. Lalu, logo UNDP. Perhatikan logo PBB di atas tulisan UNDP. Jika kita perhatikan ada 33 seksi pada bagian dalam logo PBB. 33 sendiri adalah angka yang paling disukai oleh organisasi Kabbalah, semacam Freemasonry. Logo Aceh Peace Resource Center (APRC) juga bersimbol cincin Saturnus.

Seorang teman pernah mengatakan apalah arti sebuah simbol sehingga harus kita, umat Islam, harus mempermasalahkannya. Menurutnya masih banyak hal lain yang mesti dikaji. Dari buku “54 Cara Hancurkan Israel” dijelaskan kalau ternyata peran simbol-simbol Zionis Israel ini juga penting bagi kelangsungan hidup negeri penjajah itu. Karena ini adalah salah satu bagian dari alat propaganda mereka. Singkatnya, dengan memakai simbol-simbol Zionis Israel tersebut baik pada tas, topi, pakaian, dan lain sebagainya, maka, kita secara tidak langsung telah mendukung eksistensi negara teroris itu di Palestina dan juga secara tidak langsung kita, umat Islam, telah menyiratkan rasa bangga memakai simbol-simbol negara teroris pembunuh bayi-bayi Palestina tersebut.

Apalagi selanjutnya?

Organisasi charitas Zionis Yahudi seperti Lion Club dan Rotary Club juga pernah “bergentayangan” di bumi Aceh. Dari beberapa literatur disebutkan bahwa kedua organisasi ini adalah milik Freemasonry.

Menurut almarhum ZA Maulani, yang sempat menjabat Kabakin Intelijen Indonesia ini, Rotary Club merupakan organisasi charitas ekslusif. “Disebut eksklusif, karena charter Rotary Club secara eksplisit membatasi jumlah anggotanya sesuai dengan jumlah bidang bisnis dan profesi yang ada pada masyarakat setempat. Rotary Club mengadakan konvensi tahunan yang laporan anualnya menjadi bahan masukan untuk bahan pengembangan strategi bagi gerakan Freemasonry Internasional.” Tentu saja pernyataan ini bisa dijadikan landasan persamaan terhadap kegiatan Lion Club. Jika masih belum percaya silahkan baca buku karangan Muhammad Fahim Amin berjudul “Rahasia Gerakan Freemasonry dan Rotary Club,” yang diterbitkan oleh Pustaka Al-Kautsar.

Untuk film yang beredar di Aceh pun banyak yang memakai simbol-simbol Pagan ini di dalam filmya. Utamanya film-film kartun yang beredar di kios-kios VCD di Aceh. Lihat saja film kartun Death Note, yang bercerita tentang ambisi Light Yagami yang ingin menjadi the god of the new world (tuhan dari dunia baru), sebuah keinginan yang ingin dicapai oleh Bush dan konco-konconya yang kini dilanjutkan oleh Obama dan organisasi Pagan-Kabbalah seperti Freemason, Illuminati maupun Zionisme. Kemudian, film kartun Ragnarok: The Animation. Film kartun produksi Jepang ini juga sarat memakai istilah-istilah ajaran Pagan-Kabbalah yang kini sudah bersemi baik di AS maupun Eropa juga Asia. Simbol dewa Horus bisa kita perhatikan pada brosnya salah satu karakter kartun ini bernama Yuufa.

Film-film produksi Disney’s juga memakai simbol-simbol ajaran penyembah Lucifer ini pada setiap filmnya. Seperti diketahui, Disney’s sendiri adalah milik Zionis-Yahudi, yakni gembong para pengusung ideologi Pagan-Kabbalah. Walt Disney sendiri yakni pendiri Walt Disney’s Company adalah seorang Freemason derajat 33. Film-film produksi Disney’s ini sangat berbahaya di tonton oleh anak-anak karena mengajak mereka menyelesaikan setiap persoalan dengan sihir.

Salah satu majalah yang dikeluarkan oleh Disney’s adalah Witch Magazine. Majalah remaja yang mempunyai oplah yang cukup besar ini sekurang-kurangnya telah diterjemahkan ke dalam 20 bahasa. Untuk mengelabui pembacanya, Disney’s memberikan titik pada setiap hurufnya menjadi W.i.t.c.h. dan di setiap titiknya dimasukkan lima simbol Zionis-Yahudi, yakni Mata Horus, Segitiga Illuminati, Circle with a Dot (Lingkaran dengan titik ditengahnya, yakni melambangkan wanita), lalu simbol zodiak Pisces dan satunya lagi masih membingungkan penulis. Dan salah satu karakternya diceritakan berumur 13 tahun (sebuah angka yang menunjukkan ketigabelas suku bangsa Yahudi).

Simbol-simbol seperti ini juga muncul di drama anak—kalau tak salah penulis—di produksi oleh BBC, berjudul Teletubbies, yang juga sempat beredar di Aceh dalam bentuk VCD. Pada awal filmnya, coba perhatikan, pasti selalu diawali oleh terbitnya matahari berwajah bayi manusia. Matahari berwajah manusia ini adalah simbol Dewa Matahari bernama Ra, yang perayaan penyembahannya diadakan setiap tanggal 25 Januari. Setiap tokohnya sendiri juga memakai simbol-simbol ajaran pagan Yahudi ini diatas setiap kepala mereka. Sebut saja Tinki Winki yang memakai simbol piramida Illuminati yang terbalik, Dipsi memakai simbol kejantanan, yakni Phalus, Lala memakai simbol ikan Pisces dan Po memakai simbol kewanitaan, yakni Circle with a Dot. Logo Teletubbies adalah Mata Horus, yakni mata satu, matanya Lucifer (Dajjal) dan tulisan T-E-L-E-T-U-B-B-I-E-S sendiri berjumlah sebelas, salah satu angka favorit Kabbalah. Jika 11 dikali 2 maka akan diperoleh angka 22 dan jika dikali 3 akan diperoleh angka 33. Lagi-lagi angka favorit mereka! Jika kita jeli, maka simbol-simbol dan angka ajaran pagan Yahudi ini begitu banyak bertebaran di Bumi Seramoe Mekkah ini.

Meskipun di Aceh Majalah W.i.t.c.h. ini belum terbit, tapi ada satu produk majalah Disney’s yang terbit di Aceh yakni Album Donal Bebek yang diterbitkan oleh Kompas-Gramedia. Di album ini, ada satu kisah tentang seorang penyihir tua bernama Madam Mikmak yang selalu dapat menyelesaikan setiap persoalan lingkungannya dengan sihir. Selain itu ada lagi satu karakter lainnya yang selalu disandingkan dengan Paman Gober. Yaitu Mimi Hitam. Dalam salah satu kisahnya, demi menghilangkan kutukan sial dari sebuah batu rubi, Donal mengontak Mimi Hitam untuk menghilangkan kutukan tersebut. Mimi Hitam sendiri adalah seorang dukun yang ingin memiliki koin keberuntungan milik Paman Gober. Perilaku ini lazim terjadi pada sebahagian masyarakat Indonesia yang percaya mitos dan pergi ke dukun untuk minta pertolongan keselamatan. Ini sungguh merusak aqidah!

Semoga saja masyarakat Aceh menyadari bahaya perusakan aqidah oleh Yahudi tersebut. Bagi yang ingin tahu lebih jelas lagi silahkan baca tulisan berjudul “Mickey Mouse Leading Kids to Hell” di situs Illuminati-news.com atau baca artikel berjudul “The Skill of Lying, the Art of Deceid: the Disney Bloodline” di situs Theforbiddenknowledge.com.

Kehadiran Yahudi di Aceh di mulai ketika kapal Vereenigde Oostindsche Company (VOC) merapat di dermaga Aceh. Setidaknya inilah sedikit keterangan yang bisa dijadikan patokan terhadap kehadiran mereka di Aceh. (Sebagai catatan, Indonesia memiliki untaian pulau kurang lebih dari 13000 pulau dan Indonesia memiliki 33 propinsi. Di dalam ajaran Pagan Yahudi, Kabbalah sendiri, angka 13 dan 33 memiliki arti yang sangat spesial).

Setelah menjejaki kakinya di Aceh, orang-orang Yahudi ini pun mulai mendirikan sebuah Lodge (Loji) Freemasonry bernama Loji Prins Frederick yang kini menjadi sebuah sekolah menengah atas SMAN 1 Banda Aceh. Menurut Dr Th Steven (1994), gedung loji Vritmeselarij itu telah digunakan sejak tahun 1878. Selain bukti kedatangan VOC di atas, bukti lain yang juga dapat menguatkan penelusuran ini adalah perkataan orangtua Aceh dulu, “Otakmu seperti Yahudi.” Bukti lainnya adalah adanya batu nisan yang ditulis dengan bahasa Ibrani dan gambar Bintang David, seperti simbol bendera Israel di batu nisan tersebut. Tabloid Kontras pernah dalam sebuah kesempatan menelusuri isu ini. Menurut informasi dari tabloid tersebut, lokasi batu nisan di atas dapat dilihat di dalam komplek pemakaman Belanda, Kerkouf.

Lantas adakah kota di Kutaraja ini yang dijadikan basis mereka? Untuk saat ini penulis masih belum banyak menemukan bukti mengenai hal itu. Tapi, ada satu daerah yang sempat dijadikan oleh orang Belanda sebagai perkebunannya. Daerah itu adalah Blower. Dahulu, masyarakat Aceh mengenalnya dengan nama Bulchover, yaitu nama pemilik perkebunan ini yang tak lain tak bukan adalah seorang berkebangsaan Belanda. Dan tak tertutup kemungkinan kalau Bulchover ini adalah beragama Yahudi. Lambat laun nama ini berubah menjadi Blower. Pemaparan lengkap tentang asal mula kota Blower ini silahkan baca di Tabloid Kontras bertema “Jejak Yahudi di Aceh.” Selain bukti-bukti di atas, adakah bukti-bukti lain?

Kantor Berita Antara pada tanggal 12 September 2007 lalu sempat menurunkan laporan tentang niat seorang pengusaha Yahudi bernama George Soros yang ingin berinvestasi di Aceh dengan menggarap 20000 hektar perkebunan kelapa sawit. Informasi ini sendiri berasal dari Gubernur Irwandi Yusuf yang saat itu berada di New York, Amerika Serikat (AS). Berita ini langsung ditanggapi oleh media massa di Aceh maupun Nasional. Namun, entah karena banyaknya penolakan dari masyarakat Indonesia, pialang Yahudi yang sempat membuat perekonomian negara-negara Asia Tenggara (termasuk Indonesia) ini menjadi morat-marit tertimpa krisis finansial pada 1997 inipun akhirnya membatalkan niatnya tersebut.

Di dalam pemerintahan Gubernur Irwandi Yusuf sendiri hadir orang Asing yang menjadi penasehatnya. Sebut saja LeRoy Hollenbeck. Pria asal Amerika Serikat (AS) ini telah lama hadir di dalam Pemerintahan Aceh, semenjak Pj Gubernur Azwar Abu Bakar. LeRoy awalnya bekerja di BRR NAD-Nias kemudian diperbantukan di Pemda Aceh (Modus Aceh, Februari 2008). Masih menurut sumber yang sama, LeRoy juga diduga agen intelijen AS, CIA (Central Intelijen Agency) untuk Aceh. Selain LeRoy, tercatat ada tiga lainnya yang bersama Gubernur Irwandi. Seperti Reenata Korber (warga Austria), William Ozkaptan yang bertindak sebagai Koordinator Badan Narasumber Damai Aceh atau Aceh Peace Resource Center (APRC). Ia juga warga AS. Yang membuat aneh adalah hadirnya seorang pria asal Australia bernama Dr Damien Kingsbury. Track record-nya jelas, dosen senior pada Deakin University ini juga ikut terlibat dalam memerdekakan Timor Timur (kini Timor Leste) dari Indonesia pada 1999, silam. Ia pun sempat dideportasi oleh pihak imigrasi lantaran masuk ke Aceh lewat jalur ilegal pada November 2007 lalu. Melihat track record-nya dalam memerdekakan Timor Timur, bisa jadi ia punya misi pertolongan yang sama terhadap Aceh.

Tanggal 27 Maret 2008, Tabloid Intelijen menurunkan sebuah laporannya tentang sebuah operasi intelijen internasional bernama Hawk Eye. Hubungannya dengan Aceh adalah operasi ini bakal digelar disini yang berbasis di Pulau Weh, Sabang. Digunakannya Sabang sebagai basis mereka antara lain, karena Sabang memiliki pelabuhan yang akan digunakan sebagai Pelabuhan Bebas. Operasi ini sendiri dikabarkan bakal melibatkan Badan Intelijen Israel Mossad, CIA, M11, dan Scotland Yard. Salinan agak lengkap tentang mengapa operasi ini harus dilakukan di Sabang adalah sebagai berikut:

“…Mereka mengincar Pelabuhan Sabang karena Pemerintah Filipina menutup pangkalan militer AS, Clark and Subic. Ditambah lagi semakin meningkatnya perdagangan di Pelabuhan Benghazi, Libya. Oleh pihak Rusia, pelabuhan ini dipakai sebagai tempat menyuplai persenjataan ke beberapa negara di Timur Tengah. Dalam kondisi ini, Hawk Eye berada di Bhosporus, Turki. Posisi ini sangat timpang karena kontrol komando yang sangat panjang antara Washington-Brussel-Colon-Sisilia-Diego Garcia-Leghorn, Irlandia. Hal ini membutuhkan biaya yang sangat tinggi, karena membutuhkan teknologi satelit dengan menggunakan metode digital pada jaringan yang sangat panjang dan lebar.”

Terlebih lagi, lanjut Intelijen, operasional rutin armada tanpa pangkalan yang permanen membutuhkan biaya yang sangat tinggi dan penuh resiko. “CIA, Mossad, M11, dan Scotland Yard berusaha merancang titik-titik Hawk Eye pada gerbang lintasan antarbenua. Pihak CIA dan kawan-kawan menaruh harapan pada Perancis di Terusan Suez, tapi alternatif ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi. Mereka pun berupaya membuka titik pos di Sasebo, tapi terhalang Vladivostok dan Shakalin milik Rusia. Di Pos Diego Garcia mereka juga terhalang oleh Teluk Andaman dan Nikobar. Maka harus ada titik lain pada gerbang Samudera Hindia dan Selat Malaka sebagai tempat lalu lintas ekonomi AS dan Eropa. Tidak ada alternatif lain kecuali menjadikan Pelabuhan Sabang sebagai jaringan Hawk Eye,” tutup tabloid yang kini telah menjadi majalah ini menyudahi penelusurannya.

Dari sumber yang penulis temukan menyebutkan bahwa pengelolaan Pelabuhan Bebas Sabang ini dipegang oleh Dublin Port Company (DPC). Izin yang dikantongi oleh perusahaan asal Irlandia ini bisa saja dijadikan alasan untuk berkomplot melaksanakan operasi ini dengan keempat badan intelijen asing tersebut. Selain itu, perjanjian DPC dengan Pemerintah Sabang ini dinilai dapat merugikan Sabang dan Indonesia, khususnya. Apalagi jika diperhatikan, kata Intelijen, dari berbagai informasi disebutkan bahwa pihak Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) kurang berpengalaman dalam tata laksana pelayaran interkotinental sehingga sangat mudah jika pihak Asing bisa dengan mudah bermain dan tentu saja merugikan kita, Aceh dan nasional.

Apalagi yang membuka kembali Pelabuhan Bebas Sabang ini adalah mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau biasa dipanggil Gus Dur. Seperti yang kita ketahui, Gus Dur adalah orang yang ingin membuka hubungan perdagangan dengan negara Zionis Israel dan bersahabat dengan negeri yang telah membantai ribuan muslim Palestina itu. Sebagai catatan, pada Mei 2008, Gus Dur mendapatkan Medali Kehormatan (Medal of Valor) karena telah membela Zionisme dengan keterbukaan walaupun ia beragama Islam, yang langsung diberikan oleh Rabi Mervin Hier.

Lewat Menteri Perindustrian dan Perdagangannya kala itu, Luhut Binsar Panjaitan, Gus Dur telah mensahkan Surat Keputusan Menperindag No. 23/MPP/01/2001 tertanggal 10 Januari 2001, yang tentu saja melegalkan hubungan dagang dengan negeri teroris itu. Gus Dur sendiri saat masih memimpin negeri ini sempat berkata, permasalahan ini tak perlu dilihat dari unsur agamanya, tapi lihatlah dari kepentingan nasionalnya. Inilah salinan dari surat keputusan yang diterbitkan secara diam-diam dan tak jelas nasibnya sampai saat ini:

Perihal: Surat Keterangan Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia No. 23/MPP/01/2001 tanggal 10 Januari 2001 tentang Pencabutan Surat Keputusan Menteri Perdagangan No. 102/SK/VIII/1967 tentang Pelaksanaan Peraturan-peraturan dibidang Kebijakan Ekspor dan Pemasaran Barang-barang produksi Indonesia.

Perlu disampaikan bahwa saat ini tidak ada lagi hambatan atau larangan secara hukum untuk perusahaan Indonesia melakukan dagang dengan perusahaan Israel dan sebaliknya.

Aceh sendiri termasuk provinsi di Indonesia yang paling kaya akan sumberdaya alamnya. Dan AS sendiri adalah negara yang langsung tanggap memberi pertolongan kepada Aceh saat negeri ini disapu gelombang tsunami. Dan, AS sendiri adalah negara yang paling berdarah tangannya dalam menyerang negeri muslim, seperti Irak, Afghanistan dan Palestina alias memegang predikat sebagai negara kolonialis dan imperialis (penjajah) nomor wahid! Dalam setiap pertolongannya, negeri dua wajah seperti AS dan juga negeri-negeri penjajah lainnya selalu disertai dengan misi lain, yakni menguasai sumberdaya sebuah negeri calon jajahannya tersebut. Kasus Irak bisa kita ambil contoh. Misi sebenarnya AS menyerang Irak, seperti diketahui oleh masyarakat dunia, bukanlah senjata pemusnah massal, tapi adalah minyak. Apakah hal ini juga berlaku untuk Aceh, khususnya dan Indonesia, umumnya? Bisa jadi, karena bagi Barat tak ada yang namanya makan siang yang gratis! (No free lunch!).

Meskipun hal ini dibantah oleh pihak militer AS dan pemerintah Indonesia, namun ada kabar yang beredar kalau sebenarnya AS ingin membangun pangkalan militernya di Sabang. Sabang sendiri adalah sebuah pulau yang sangat strategis bagi perdagangan. Terbukti ketika Belanda (VOC) masih berkuasa di Aceh, negara tersebut ketika menguasai Aceh, sempat membangun pelabuhannya disitu sebagai jalur perdagangannya. Kata “Balohan” yang kini menjadi nama salah satu kota di Sabang, juga diduga kuat berasal dari ucapan orang Belanda kepada kata Pelabuhan di Sabang.

Selain itu dari penuturan mantan pejabat tinggi intelijen Indonesia yang dirahasiakan namanya oleh Herry Nurdi, yang kini menjabat Pemimpin Redaksi majalah Islam Sabili ini mengatakan bahwa AS sejak awal telah menyiapkan proyek Balkanisasi atau memecahbelah Indonesia dengan cara mempersenjatai dan menghidupkan lagi perlawanan separatisme di Aceh. Ini adalah proyek pertama dan akan menyusul proyek lainnya di beberapa daerah di negeri ini, seperti di Ambon, Maluku Utara, Papua dan Riau. Malah, konon, jauh-jauh hari, persenjataan dari pihak luar yang telah disiapkan dan tinggal menunggu perintah dalam daerah-daerah tersebut.

Lantas, siapa arsitek separatisme ini? Tentu saja kelompok Hawkish di dalam pemerintahan AS. Mereka adalah kumpulan orang-orang Zionis Kristen dan tentu saja Zionis Yahudi dan Israel. Orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap Islam dan akan berupaya penuh agar Islam tak akan bangkit lagi karena jika Islam bangkit pasti akan mengganti kepemimpinan sekaligus menghancurkan segala rencana busuk mereka atas seluruh negeri Islam di dunia. Data proyek Balkanisasi dan separatisme di Aceh ini penulis kutip dari buku “Lobi Zionis dan Rezim Bush: Teroris Teriak Teroris” (Hikmah: 2006), hal. 123-124.

Seperti kita ketahui bersama, negeri Paman Sam tersebut hingga saat ini masih dikuasai oleh Zionis Yahudi. Dan yang paling banyak penduduk Yahudinya adalah di kota New York. Sehingga tak salah jika orang-orang Yahudi tersebut menyebut kota ini sebagai “the New Yerussalem.” Dan misi Zionis Yahudi ini adalah seperti yang tertulis pada lembaran belakang uang satu Dolar AS, yakni Novus Ordo Seclorum atau The New World Order (Tata Dunia Baru). Yaitu mendirikan Negara Israel Raya dan setelah negara Israel terbentuk maka misi terakhir mereka adalah mendirikan kembali Kuil atau Haikal Sulaiman di dalam negeri tersebut untuk dijadikan sebagai tempat bertahtanya kembali seorang Kristus (bukan istilah untuk Yesus), raja yang telah lama dinanti-nantikan oleh mereka.

Dunia saat ini pun sedang mereka giring ke arah sana. Apakah Aceh dan umumnya Indonesia juga menjadi target incaran mereka untuk dijadikan basis gerakan The New World Order (Tata Dunia Baru) tersebut? Entahlah, yang jelas misi ke arah sana pasti ada dan tentunya masih sangat terbuka lebar.

Penulis: Abdul Fatah; TTL: Sabang, 10 Oktober 1989; Mahasiswa Jurusan Perpustakaan dan Komunikasi Fakultas Adab IAIN Ar-Raniry Banda Aceh; Email: abdul.fatah446@gmail.com; Blog: notmisterjeckyll.wordpress.com

Daftar Referensi:

  • Rizki Ridyasmara, Fakta Data Yahudi di Indonesia Era Reformasi, Pustaka Al-Kautsar, 2008.
  • Rizki Ridyasmara, Gerilya Salib di Serambi Mekkah, Pustaka Al-Kautsar, 2006.
  • Herry Nurdi, Lobi Zionis dan Rezim Bush: Teroris Teriak Teroris, Hikmah, 2006.
  • ZA Maulani, Zionisme: Gerakan Menaklukan Dunia, Daseta, 2002.
  • Tabloid Kontras, Jejak Berdarah Yahudi, 2009.
  • Tabloid Intelijen, Pelabuhan Bebas Sabang Lahan Operasi Intelijen Hawk Eye (Artikel), 27 Maret-9 April 2008.
  • Modus Aceh, Ambisi Amerika “Menguasai” Aceh, Februari 2008.
  • Antara.co.id, Irwandi: George Soros akan Berinvestasi di Aceh, 12 September 2007.
  • Sabili, Penguasa Zionis Masuk Aceh (Artikel), 18 Oktober 2007.
  • Eramuslim.com, Siapa Sebenarnya Suharto? (bagian 6), 25 Desember 2008.
  • Eramuslim.com, Siapa Sebenarnya Suharto? (bagian 7), 4 Januari 2009.
  • Eramuslim.com, Siapa Sebenarnya Suharto? (bagian 8), 9 Januari 2009.
  • Eramuslim.com, Sukarno, Megawati dan Islam (bagian 5), 12 Maret 2009.
  • Eramuslim.com, Sukarno, Megawati dan Islam (bagian 6), 20 Maret 2009.

Dan beberapa sumber yang telah penulis sebutkan di dalam tulisan ini di atas.

Senin, 24 Mei 2010

Dalam Ruang Birokrat

Istriku....Aku menapaki langkah baru...dalam ruang baru...ya ruang para birokrat,,,akupun akan menjadi seperti mereka sejak 24 mei 2010
bawahan hanya punya usul..jangan berharap bisa kritik..dengar dan laksanakan itu saja...namun biar aku telah menjadi bagian dari para birokrat namun perang terhadap kemiskinan, melawan monopoli kapitalis, neokolonialisme dan imperialisme di negeri paling ujung ini tetap akan terus berkobar....Ketahuilah, bahwa aku melakukan tugas ini dengan campuran perasaan bahagia dan sedih. Kutinggalkan di sini harapan-harapanku yang paling murni sebagai seorang manusia biasa dan seluruh ketulusanku yang paling dalam... Itu semua sesungguhnya menimbulkan luka yang dalam bagiku.Akan kubawa ke medan juang baru segala hal yang kau ajarkan padaku, semangat revolusioner rakyat, perasaan untuk memenuhi kewajiban yang amat suci: berjuang menentang imperialisme dimanapun ia adanya. Ini yang akan mengobati dan mengeringkan luka di jiwaku. Seperti surat Che Guevara buat Fidel Castro

Terima kasih untuk istriku tercinta Fitriana Dewi tanpa dukunganmu aku tak akan mampu bertahan terhadap godaan kapitalis itu.
Ya.. Allah sujudku pada-Mu telah kau berikan seorang istri sepertinya...amien